1.Pendidikan Informal
Pendidikan in formal adalah pendidikan
yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan sadar atau
tidak sadar, sejak lahir sampai mati di dalam keluarga, dalam pekerjaan
atau pergaulan sehari-hari dan yang menjadi penanggung jawab
penyelenggara pendidikan adalah orang tua.
Keluarga merupakan masyarakat alamiah
yang pergaulan diantara anggotanya bersifat khas. Dalam lingkungan ini
terletak dasar-dasar pendidikan. Di sini pendidikan berlangsung dengan
sendirinya sesuai dengan tatanan pergaulan yang berlaku di dalamnya,
artinya tanpa harus diumumkan atau dituliskan terlebih dahulu agar
diketahui dan diikuti oleh seluruh anggota keluarga. Yang menjadi
pendidik dalam keluarga adalah ayah dan ibu dan anak sebagai
terdidiknya, dan tidak mempunyai program yang resmi seperti yang
dimiliki oleh badan pendidikan formal.
Tugas keluarga adalah meletakkan
dasar-dasar bagi perkembangan anak berikutnya, agar anak dapat
berkembang secara baik. Anak yang karena satu dan lain hal tidak
mendapatkan pendidikan dasar secara wajar, ia akan mengalami kesulitan
dalam perkembangan berikutnya, sebagaimana yang dinyatakan oleh Sikun
Pribadi bahwa:
Lingkungan
keluarga sering disebut lingkungan pertama dalam pendidikan. jika karena
sesuatu hal anak terpaksa tidak tinggal di lingkungan keluarga yang
hidup bahagia, anak tersebut masa depannya akan mengalami
kesulitan-kesulitan, baik di sekolah, msyarakat ramai, dalam lingkungan
jabatan, maupun kelas sebagai suami istri di dalam kehidupan keluarga.
Keluarga sebagai lingkungan
pendidikan yang pertama sangat penting dalam membentuk pola kepribadian
anak. Untuk itu pelakasanaan pendidikan informal dalam keluarga perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
- Kemampuan dasar yang dibawa anak sejak lahir,
- Hubungan kodrati orang tua dan anak yang sangat erat,
- Keadaan anak secara fisis maupun psichis,
- Ketidakberdayaan anak dan ketergantungan anak,
- Fungsi pendidikan informal dalam kaitannya dengan pendidikan selanjutnya,
- Kemampuan dan kesempatan orang tua.
Berdasarkan hal-hal tersebut,
maka pendidikan yang dilaksanakan dalam keluarga diarahkan kepada
pembentukan pembiasaan anak denagn diberi contoh dalam cerminan hidup
sehari-hari dari orang tua, bagaimana cara mengucap, bertindak tanduk,
bergaul dan sebagainya.
2.Pendidikan formal
Lembaga pendidikan formal adalah
sekolah merupakan lembaga sosial yang tumbuh dan berkembang dari dan
untuk masyarakat. Artinya sekolah sebagai pusat pendidikan formal
merupakan perangkat masyarakat yang diserahi kewajiban memberi
pendidikan, yang terikat pada tata aturan formal berprogram dan
bertarget atau bersasaran yang jelas, serta memiliki struktur
kepemimpinan penyelenggaraan atau pengelolaan yang resmi.
Sebagai suatu sistem, sekolah
merupakan lembaga yang utuh dan bulat sebagai kesatuan yang di dalamnya
terdiri dari bagian-bagian yang saling berperan dan berkaitan. Sebagai
wadah berlangsungnya pendidikan yang dilakukan oleh masyarakat. Maka
dengan pendidikan, merupakan salah satu usaha yang dilakukan oleh orang
dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan
jasmani dan rohani ke arah kedewasaan.
Sekolah adalah lembaga
pendidikan yang sangat penting sesudah keluarga. Sekolah merupakan satu
faktor yang turut mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak
terutama kecerdasannya, sekolah sangat berperan dalam meningkatkan pola
pikir anak. Di sekolah ia mendapat pendidikan yang intensif. Di sinilah
potensi anak akan ditumbuh kembangkan.
Pembinaan pendidikan untuk
peserta didik didasarkan atas kepercayaan dan tuntutan lingkungan
keluarga dan masyarakat yang tidak mampu atau tidak mempunyai kesempatan
untuk mengembangkan pendidikan lingkungan keluarga. Hal tersebut
dikarenakan beberapa faktor antara lain:
- Faktor keterbatasan pengetahuan orang tua, yaitu tidak setiap orang tua memiliki pengetahuan yang dibutuhkan oleh anak-anak.
- Faktor kesempatan waktu yaitu dikarenakan kesibukan orang tua dengan tanggungjawabnya yang besar dan banyak. Mungkin kesempatan waktu tidak mengizinkan meskipun pengetahuan orang tua memadai.
- Faktor perkembangan anak, yaitu sudah masanya anak-anak mendapatkan pendidikan dan pengajaran di sekolah, karena secara jasmanai emosi dan pikirannya sudah matang untuk menerima semua itu dan ada kesediaan melakukan tugas yang diberikan oleh orang lain (guru)
- Faktor lingkungan, yaitu kemungkinan pengaruh abad modern dengan kemajuan pesat di bidang ilmu pengetahuan dan kemajuan di banyak bidang.
Pendidikan non formal adalah bentuk pendidikan yang berlangsung di dalam masyarakat. Masyarakat juga merupakan faktor yang sangat penting bagi kelangsungan pendidikan anak, karena bagaimanapun anak tidak dipisahkan dari lingkungan masyarakatnya.
Secara fungsional struktural,
masyarakat ikut mempengaruhi terbentuknya sikap sosial para anggotanya,
melalui berbagai pengalaman yang berulang kali. Mengingat pengalaman
yang beraneka ragam, maka sikap sosial anggotanya beraneka ragam pula.
Pada hakikatnya pendidikan non formal
merupakan bentuk pendidikan yang ketiga yang besar pengaruhnya terhadap
perkembangan pribadi seseorang. Pendidikan non formal atau pendidikan
luar sekolah adalah bentuk pendidikan yang diselenggarakan dengan
sengaja, tertib dan berencana di luar kegiatan sekolah dan tidak terlalu
mengikuti peraturan yang tetap dan ketat. Termasuk di dalamnya
kegiatan-kegiatan yang diberikan kepada:
- Anak-anak yang belum pernah sekolah
- Anak-anak yang meninggalkan pendidikan SD/SLP dan tidak meneruskan sekolah lagi (di bawah umur 18 tahun)
- Orang-orang dewasa (adult education)
- Anak-anak di bawah umur 18 tahun yang memerlukan re-edukasi
- Orang-orang dewasa yang memerlukan re-edukasi
- Kepada masyarakat satu lingkungan budaya (community education).
Pendidikan non formal atau pendidikan
di luar sekolah dan di luar keluarga banyak macam dan bentuknya sesuai
dengan kebutuhan serta siapa yang membutuhkan. Dalam Undang-undang RI
Tahun 2003 Tentang Sistem pendidikan Nasional (SISDIKNAS). Pendidikan
non formal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia
dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan,
pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan, pendidikan
kesetaraan serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan
kemampuan peserta didik.
http://delsajoesafira.blogspot.comcontoh gambar :
contoh vedio :
Blog untuk Bisnis :
1.Bisa Full Time atau Freelance
Menjalankan model bisnis online rumahan bisa anda atur sendiri ritmenya bisa anda jadikan Full time atau sekedar freelance yang kesemuanya memiliki keuntungan.yang terpenting anda bisa membagi waktu saja,bila status anda masih sebagai karyawan tentu saja anda bisa menjalankan ini secara Freelance dari rumah selepas anda pulang dari kantor .Namun bila ini anda jadikan alternatif satu-satunya sumber income anda maka secara Full time anda bisa fokus pada pekerjaan rumahan ini.kita bisa memasarkan produk kita lewat internet dengan berbagai media yang ada bahkan anda bisa punya toko online sendiri tanpa harus memiliki produk sendiri karena dengan anda menjadi affiliasi pada salah satu produk yang banyak bertebaran di internet maka secara mudah anda bisa mendapatkan income dari bisnis online rumahan anda tersebut.
2.Lebih banyak waktu Luang
Ini yang menjadi kelebihan tersendiri dari bisnis online anda bisa memilih waktu kapanpun asalkan di tempat anda berada ada sinyal internet maka di situ pula anda bisa memulai bisnis online dan yang paling mengasyikkan anda bisa bekerja dan berkumpul bersama keluarga
Ini yang menjadi kelebihan tersendiri dari bisnis online anda bisa memilih waktu kapanpun asalkan di tempat anda berada ada sinyal internet maka di situ pula anda bisa memulai bisnis online dan yang paling mengasyikkan anda bisa bekerja dan berkumpul bersama keluarga
http://blogkalyanibisnis.com/keuntungan-memiliki-bisnis-online-rumahan.html
contoh gambar :
contoh video :